
Bismillah, alhamdulillah wa shalatu wa salamu ‘ala rasulillah.
Mengelola beberapa anak dengan variasi usia yang berbeda, butuh perhatian dan usaha yang lebih kuat.
Mencoba sebuah cara, harus dievaluasi, dan dilihat efektivitasnya. Meskipun, ini terkadang juga terkesan tidak konsisten. Tapi biarlah, mengalir dan mengikuti perkembangan situasi.
Kita diminta untuk menjalani proses dengan cara terbaik semampu kita, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah ta’ala.
September 2020, masih masa pandemi dan PSBB. Mereka ada di rumah, belajar, bermain, dan beraktivitas. Kalau diamati, kendalanya itu-itu saja, tetapi hadir dalam bentuk yang berbeda-beda.
Nah, kali ini mereka dikenalkan dengan perencanaan dan mengenali kendala mencapai tujuan yang direncanakan. Periode evaluasi dilakukan selama 1 pekan, mulai 20 – 27 September 2020.
Pertama, tgl 20/09/2020, identifikasi: Prestasi apa yang pengen kamu capai dalam 1 pekan ini?
Terserah… apakah itu hal yang besar atau kecil, terkait BDR atau bukan, dst…
Akhirnya diperoleh daftar sebagai berikut (urut dari yang pertama mengusulkan):
- Asma – Menghilangkan jamur si ciput
- Fahita – Memberi makan si ciput
- Fathimah – Tidak tidur bada halaqah pagi
- Naufal – Olahraga bada halaqah pagi
- Dihya – Ga ngambek
Berikutnya, setelah identifikasi prestasi, untuk mengetahui tujuan yang akan dicapai dalam sepekan ini, dijelaskan: bukan berarti kalian hanya mengerjakan aktivitas itu saja… kalian tetap beraktivitas rutin, hanya saja nanti evaluasi harian itu akan membahas tujuan yang sudah kalian tentukan masing-masing tadi…
Setelah itu, cari kendala apa yang berpotensi akan menghalangi kalian dalam mencapai tujuan tadi? Diperolah daftar sebagaimana berikut
- Naufal, kendala: mager
- Fathimah, kendala: ngantuk
- Dihya, kendala: marah
- Asma, kendala: ga punya kendala…
Baik, kita mulai besok pagi…insyaAllah
Kita lihat progressnya….
Besoknya… mmm, mereka belum tersadar dengan proses ini.
Pagi-pagi, Naufal dan Fathimah terlelap bada shubuh.
Asma, lupa ngeliatin si ciput, akhirnya buang kotoran sembarang di dalam rumah. Hmmm.
Dihya, ngambek juga.
Malamnya, bada maghrib… kumpul lagi!
Ayah awali dengan belajar dari game kesukaan mereka FF. Tema peperangan.
Dalam perang, apa sebab terbesar yang bisa membuat kita kalah?
- kurang strategi
- kurang fokus
- kurang persiapan
- kurang dukungan
- kurang sungguh-sungguh
- kurang berdoa
- …..
Ya, itu semua sebab yang penting. Tapi ada satu hal yang paling penting, dan itu ada dalam setiap display game perang, yaitu…. Dihya jawab: map!
Betul. Peta. Di situ ada apa? Ada informasi yang menunjukkan di mana musuh kita.
Setiap kesalahan dalam persiapan akan berpotensi menyebabkan kita kalah, tetapi kesalahan yang paling fatal adalah: tidak tahu musuhnya siapa. Kemudian, tidak tahu musuhnya dimana dan seberapa kuat
Karena bisa jadi musuh yang kita cari itu ada di dekat kita, dan dialah pengkhianat yang menyebabkan kekalahan itu terjadi.
Nah, kenali harimu ini… Kalah atau menang?
Kemudian, kenali musuhmu, dan apa yang menyebabkan kamu kalah hari ini?
Naufal… apa musuhmu? Tidur.
Fathimah. Juga tidur. Apa yang menyebabkan kalian tidur? Karena ini hari libur, hari Ahad.
Dihya, marah, sebabnya? Ga dikasih HP.
Asma, lalai, sebabnya? Ga dikasih HP.
Betul, itu musuh. Dan kenali, bahwa musuh utama kalian yang menyebabkan kekalahan itu adalah komandannya, komandan musuh kalian, yaitu iblis dan setan.
Perhatikan, setan itu tidak ada hari liburnya. Seandainya setan libur sehari saja, kita akan jadi orang yang terus taat.
Jangan lalai, musuh kita tidak libur.
Malam ini, kita sudah menyadari status peperangan hari ini, kalah/menang.
Kita sudah tahu, siapa musuh dan apa penyebab kekalahan.
Besok… kita lihat lagi, dan akan kita lihat, apakah kita masuk ke lubang yang sama?
Jangan lupa, minta tolong sama Allah. Itu inti dari do’a yang kita ucapkan minimal 17 kali sehari. Hanya kepada Allah kita menyembah, dan hanya kepada Allah kita minta tolong.
Minta tolong sama Allah itu sangat penting. Karena kita ga bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongan dari Allah.
—Â subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu an laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik —